Wirausaha Sosial Ternama di Indonesia

Wirausaha Sosial

Untuk meningkatkan pemahaman tentang kewirausahaan sosial, dalam membangun jaringan, dan meningkatkan jumlah wirausaha sosial, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah Republik Indonesia mengadakan Workshop Temu Konsultasi Kewirausahaan Sosial di Hotel Garuda Plaza, Jl. Sisingamangaraja Medan. Acara yang diikuti oleh 120 orang ini menghadirkan nara sumber Alween Ong (Ketua Tangan di Atas (TDA) Medan, Pelaku wirausaha sosial) Zainal Abidin (Rektor Institut Kemandirian Dompet Dhuafa) Salmek Saragih (Perwakilan dari Dinas Koperasi dan UMKM Provsu) dengan mediator Mira Indrayani (Kepala UKM Center FEB UI) Wirausaha Sosial

Wirausaha Sosial Ternama

Materi yang diberikan pada peserta pelatihan ini meliputi Pengenalan tentang Wirausaha Sosial, Belajar Model Bisnis BMC (Business Model Canvas) dan Materi tentang Perkoperasian. Workshop ini diharapkan memberikan manfaat kepada para peserta yang baru memulai usaha sosial. Terbentuknya Forum Wirausaha Sosial Regional I (Aceh, Medan, dan Sumbar) dapat menjadi wadah sharing para pelaku usaha sosial. Pelatihan ini juga bertujuan memotivasi para peserta dan membuat para peserta sadar bahwa peran usaha sosial itu sangat penting hadir di tengah masyarakat. Sebab tujuan utama wirausaha sosial itu ada pada misi sosialnya, kemudian bagaimana membuat misi itu bertahan? Ya dengan wirausaha Wirausaha Sosial

Wirausaha Sosial Ternama Di Indonesia

Wirausaha sosial itu menjalankan usaha yang labanya dimanfaatkan untuk misi sosial, misinya selalu berjalan tanpa harus mengharapkan pendanaan dari sumbangan/hibah/benefactor. Ketika sebuah usaha yang menghasilkan benefit lalu menyumbangkan hasil dari profitnya tanpa ada melakukan pemberdayaan masyarakat maka itu belum bisa dikatakan sebagai social business visionary. Dalam berbisnis tidak mungkin tidak membutuhkan modular, jadi kalau ada buku motivasi "sukses bisnis tanpa modular" itu tidak masuk akal. Karena untuk belajar tentang bisnis sekalipun kita perlu ongkos (semisal ongkos angkot dan BBM), untuk sharing dengan orang lain kita juga butuh tenaga dari makanan yang kita beli. Apakah modular itu dihasilkan dari hasil sendiri ataupun bentuk investasi dari orang lain, itu tetap dikatakan sebagai modular. Masih banyak peserta yang bertanya bagaimana dengan modular, bagaimana dengan pasar Wirausaha Sosial.